Sebagai Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan, Unitomo Jamin Keamanan Mahasiswa Papua


Senin (19/08), Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menyambut baik mahasiswa Papua dalam forum informal. Bertempat di Ruang Proklamasi, pertemuan ini menindak lanjuti beberapa kejadian menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 74 di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Sabtu (17/08) lalu.

Rektor, Bachrul Amiq, mengatakan jika agenda pertemuan tersebut sebagai proses hearing dengan mahasiswa Papua yang mengemban pendidikan di Kampus yang dikenal dengan tagline Kebangsaan dan Kerakyatan. “Saya prihatin dengan adanya kejadian yang berbau SARA di Surabaya sebagai kota multi etnis ini. Kita sedang merayakan hari kemerdekaan namun ada peristiwa yang menyakitkan hati. Hal ini menjadi penting bagi kami karena jumlah mahasiswa Papua di Unitomo cukup banyak”, terangnya saat berpendapat di forum.

Bachrul Amiq menambahkan, menurut data yang ada, Unitomo memiliki 76 mahasiswa lama dan 26 mahasiswa baru tahun ajaran 2019 dari Papua. “Jumlah ini relatif cukup banyak. Oleh karena itu, kami jajaran rektorat berharap kepada mahasiswa senior dari Papua agar menyambut dengan baik kedatangan adik-adiknya”, imbuhnya.

Sebagai miniatur Indonesia, Unitomo memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk berkarya dan belajar. Di Papua, lanjut rektor, orang hidup berdampingan bahkan tidak sedikit anggota DPRD merupakan orang Jawa. Rektor Unitomo juga berjanji akan menjamin keamanan mahasiswa Papua terlepas dari ada maupun tidaknya peristiwa tersebut. “Jaminan keamanan itu tugasnya polisi kami akan koordinasi dengan kepolisian untuk memberikan rasa aman bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan. Saya rektor ingin menjamin bahwa mahasiswa Papua dapat menjalankan pendidikan dengan baik,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Lucky Daniel, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unitomo mengatakan, bahwa peristiwa kemarin sangat melukai perasaan mahasiswa dari Papua. “Jika saya melihat peristiwa kemarin saya sebagai orang timur saya juga sakit saudara kami diperlakukan seperti itu dan dijadikan kambing hitam,” kata Lucky.

Lebih lanjut Lucky mengatakan anak-anak Papua datang ke Pulau Jawa dengan tujuan mencari ilmu. Bahkan mereka rela berjuang menempuh perjalanan yang cukup panjang melewati lautan dan berpisah dengan keluarga tercinta. “Saudara kami dari Papua datang ke Surabaya dengan tujuan mencari ilmu. Mereka juga ingin merasakan ketentraman dan kedamaian mendapatkan hak yang sama seperti mereka memperlakukan orang non Papua di Papua,” ujarnya.

Sementara, Famis Pamius Wenda, mahasiswa asal Papua yang juga senior mahasiswa Papua Unitomo berharap baik pemerintah maupun sivitas memberikan hak yang sama sebagai Warga Negara Indonesia. Perlakuan serupa, keamanan dan ketenangan. “Kita adalah Indonesia dan memiliki hak yang sama. Saya ingin saudara kita diperlakukan serupa diberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di Pulau Jawa khususnya mahasiswa Unitomo baik dari Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya saya ingin mereka diberikan jaminan keamanan”, pungkasnya.