Resah Akan Isu KPK, Himpunan Mahasiswa Katolik Gelar Diskusi Publik


Selasa (15/10), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Provinsi Jawa Timur menggelar Diskusi Publik. Bertempat di Auditorium K. H. Moh. Saleh Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), kegiatan ini mengangkat tema diskusi "Quo Vadis KPK?". "Kegiatan diskusi seperti ini sangat penting bagi mahasiswa agar mendapatkan refrensi yang luas akan isu yang diangkat", ujar Rektor, Bachrul Amiq saat memberikan sambutan.

Diikuti ratusan mahasiswa Katolik se Jatim, kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dalam sambutannya Emil mengapresiasi Rektor Unitomo yang memberikan ruang diskusi kepada organisasi ekstra kampus. "Ini kesempatan yang bagus untuk belajar organisasi, ajang mengasah intelektual dalam berorganisasi dalam memersiapkan bangsa yang lebih baik ke depannya", ungkapnya.

Emil menambahkan kegiatan PMKRI Prov. Jatim menjadi menarik karena memasukkan unsur doa bersama untuk Indonesia sebelum memulai diskusi. "Melalui doa bersama yang dilakukan, kami mengharapkan melalui mahasiswa kita tunjukkan jangan sampai mengalami konflik sosial. Saya berharap kita dan bangsa ini dijauhkan dari konflik sosial untuk Indonesia lebih baik", imbuhnya.

Dalam Diskusi Publik, PMKRI Prov. Jatim mendatangkan Benny Kabur Harman, Anggota DPR RI dan Vieta Cornelis, Dosen Fakultas Hukum (FH) Unitomo serta Titik Diniyah, Badan Pekerja Malang Corruption Watch sebagai narasumber. Mengawali diskusi, Titik Diniyah mengatakan KPK cenderung mengalami pelemahan akan Surat Presiden tentang persetujuan revisi UU KPK. “Saya sebagai wakil lembaga swadaya masyarakat (lsm) mendapati ada kegiatan pelemahan-pelemahan akan lembaga super pemberantas korupsi ini”, kata Titik Diniyah.

Senada dengan Titik Diniyah, Vieta Cornelis mengatakan lembaga pemberantasan korupsi seperti KPK harus mendapat dukungan dari berbagai unsur masyarakat termasuk para akademisi. ”Namun yang perlu diingat, sebagai kalangan akademisi kita dalam upaya mendukung KPK juga harus mengkaji dalam koridor akademisi agar dukungan tidak menuai kesan negatif, karena saat ini sangat rawan akan isu negatif. Kami mendukung kiat Wakil Gubernur Jatim untuk menjauhi konflik sosial”, tambah Vieta.

Sementara Benny Kabur Harman mengatakan hadirnya dalam diskusi ingin mengajak mahasiswa untuk berfikir kritis dalam menghadapi isu yang ada. “Kedatangan saya untuk mengajak adik-adik mahasiswa membuka mata, hati dan akal dalam menelaah isu KPK ini, kita tahu korupsi telah menjadi kejahatan yang luar biasa, saya mendukung jika elemen masyarakat yang tidak setuju akan pelemahan KPK”, pungkasnya.