President IFECE Jepang Buka Wawasan Dunia Kerja Bidang Perhotelan ke Mahasiswa


Rabu (23/10), Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (FS Unitomo) menggelar Kuliah Tamu dengan mengangkat tema “Penggunaan AI dan Situasi Dunia Bisnis Perhotelan di Jepang”. Bertempat di Ruang RM Soemantri, kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan FS, Cicilia Tantri. “Kuliah ini menjadi penting bagi mahasiswa Prodi Jepang untuk membuka cakrawala budaya kerja bidang perhotelan yang ada di Jepang”, ungkapnya saat memberikan sambutan.

 

Diikuti puluhan peserta dari mahasiswa Prodi Sastra Jepang, kegiatan ini mendatangkan Kondo Yoshio, President Director International Foundation of Education and cultural Exchange (IFECE) dan Fuji LTD sebagai pemateri. Dalam paparannya Kondo Yoshio menyampaikan data mengenai wisatawan asing yang datang ke Jepang justru tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang berkecimpung di dalamnya.

 

Di dunia perhotelan Jepang, pada 2010 jumlah yang menginap di hotel mencapai 400 juta hari inap. Dan tenaga kerja yang berkecimpung sebesar 3.960.000. Pada 2018 jumlah yang menginap di hotel mencapai 520 juta hari inap dan tenaga kerjanya justru menurun menjadi 3.930.000. “Kemungkinan besar tahun-tahun yang akan datang juga akan berkurang”, ujar Kondo saat menyampaikan materi.

 

Jepang pun melakukan antisipasi. Apalagi pada 2020 mendatang, Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade. Diperkirakan jumlah wisatawan yang datang mencapai 40 juta orang. Jika tidak diimbagi dengan jumlah tenaga kerja yang memadai, maka akan kacau balau. “Kita mulai memerbaiki diri, agar pekerja tidak keluar masuk. Pekerja itu paling lama tiga tahun bekerja di hotel, setelahnya hengkang. Karena itu kita mencoba memerbaiki tunjangan pekerja hingga naik 30 persen. Dan juga membuat program visa khusus untuk tenaga kerja asing yang memiliki keahlian khusus,” ujar Mr Kondo.

 

Hal lainnya yakni dengan memperluas dan mengembangkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Jepang yang ahli di bidang tersebut, mulai mengembangkan sistem robotik untuk bisa membantu pekerjaan di hotel. “Tapi semua masih butuh sentuhan manusia. Jadi kita tetap butuh dan merekrut tenaga ahli dari luar Jepang untuk bisa bekerja di bisnis perhotelan,” tukasnya.

 

Sementara, ditemui di sela kegiatan, Desy Irmayanti, Ketua Panitia mengatakan Kuliah Tamu ini menjadi kesempatan besar bagi mahasiswa untuk membuka jejaring melakukan magang di Jepang dengan gaji yang cukup tinggi. “Kami telah menjalin kerja sama dengan IFECE lebih dari 3 tahun terakhir, sudah banyak mahasiswa yang magang di Jepang. Kami kembali memberi kesempatan kepada mahasiswa, minimal semester 5 untuk bisa juga kerja part time dengan visa pelajar. Karena mereka membutuhkan itu”, tegasnya.