Lolos Program Same, Dosen FEB Unitomo Lakukan Penelitian Ke Barcelona, Spanyol



Sebuah momen penting bagi Universitas Dr.Soetomo (Unitomo) Surabaya khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)   dimana salah satu Dosen FEB bernama Dr. Wiwiek Harwiki, MM mendapat kesempatan menuju Barcelona, Spanyol dalam program Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) oleh Kemenristek Dikti.

Sebagai informasi, SAME adalah program yang diluncurkan Kemenristekdikti sejak 2009 di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) melalui Direktorat Karier dan Kompetensi SDM dengan persyaratan yang ketat. 

Meskipun jarang diketahui, program ini menjadi tiket tersendiri bagi dosen untuk mengukuhkan kredibilitas penelitian. Program SAME merupakan motivasi bagi para dosen guna meningkatkan kinerja.

“Saya termotivasi karena ingin meningkatkan kinerja. Selain Tri Dharma, harus memiliki publikasi dan kolaborasi riset, kolaborasi publikasi dan menulis buku,” terang Dr. Wiwiek dalam acara pelepasan di Kampus Unitomo, Rabu (21/9/2019).

Meskipun begitu, butuh perjuangan untuk lolos dalam seleksi ini, salah satunya kolaborasi dengan dosen luar negeri dengan mengangkat isu internasional agar diterima oleh kalangan yang lebih luas.

“Salah satu yang agak membutuhkan perjuangan adalah kolaborasi dengan dosen luar negeri. Saya memilih submit jurnal. Isu-isu yang diangkat harus internasional, itu yang saya kejar agar diterima oleh kalangan yang lebih luas,” tambah doktor ilmu manajemen ini.

SAME 2019 merupakan upaya kedua Wiwiek Harwiki setelah gagal pada 2017 silam. Pada tahun 2018 ia harus berangkat ke Jepang untuk menghadiri undangan presentasi di Setsunan University Osaka Japan. 

“Pertama pada 2017 lalu sempat gagal, 2018 termotivasi lagi dengan bantuan beberapa rekan dengan memperbaiki proposal dan trik wawancara dengan belajar dari teman,” ulas pengampu mata kuliah kewirausahaan tersebut.

Dalam program ini ada sembilan perguruan tinggi yang lolos seleksi. Delapan di antaranya adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Unitomo merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

“Ada sembilan yang diterima, delapan dari negeri dan saya satu-satunya dari PTS. Jadi ini merupakan upaya mendorong teman dari PTS terutama dari Indonesia Timur. Saya ingin program ini bisa dilanjutkan oleh dosen yang lain dan diperluas,” demikian imbuh Dr. Wiwiek.

Pihaknya memacu para dosen di lingkungan Unitomo agar bisa mengikuti program serupa di tahun mendatang. Terutama mempersiapkan penguasaan Bahasa Inggris, didukung oleh kerjasama atau MoU dengan universitas luar negeri serta memiliki riset yang menarik.

Dr. Wiwiek mengangkat riset tentang industri kreatif berjudul Inovasi dan Kreatifitas untuk Meningkatkan Kinerja dan Capabiliy of SME dan Performance of SME dan Ability.

Riset tersebut mengangkat tiga sektor dari 16 sub sektor industri kreatif yang ada di Indonesia. Yaitu fashion, craft (kerajinan) dan kuliner.

“Kalau menurut saya ini menarik, karena ada 16 sub sektor saya baru meneliti tiga dan itu saya garis bawahi sebagai kontribusi terbesar di Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim. Mungkin ini yang membuat saya lolos,” tandasnya.

Kebetulan di Spanyol terutama Kawasan Catalunya, Barcelona, industri kreatif memiliki kontribusi paling besar. Catalunya juga dikenal sebagai pusat industri kreatif. 

“Kebetulan cluster industri kreatif di sana dan researcher serta host parents saya di sana, ia juga seniman,” sambungnya.

Dr. Wiwiek akan membuat sebuah studi perbandingan meliputi hal apa saja yang menyebabkan industri kreatif di sana bisa berkembang. Penelitian Dosen FEB Unitomo ini juga termotivasi dengan kalimat dalam pidato Presiden Jokowi tentang industri kreatif.

“Saya mengutip kalimatnya Pak Jokowi yang terus mendorong dan mendorong industri kreatif,” pungkasnya.