Unitomo Wisuda 569 Lulusan


Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Sabtu (19/03) mewisuda 589 lulusan program S1 dan S2. Acara digelar di Dyandra Convention Center Jl. Basuki Rachmad Surabaya, dipimpin rektor Dr. Siti Marwiyah, SH, MH.

 

Karena masih dalam situasi pandemi, tidak semua wisudawan hadir di lokasi acara. Atas koordinasi dengan pihak pengelola gedung dan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkot Surabaya, panitia menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dengan membagi pelaksanaan wisuda dalam 2 sesi.

 

Sesi 1 berlangsung pagi hari pukul 08.00 - 11.00 wib. diikuti 284 wisudawan. 249 diantaranya mengikuti secara luring, dan 35 lainnya secara daring. Sedang sesi 2 berlangsung siang hari pukul 14.00 - 17.00 wib. diikuti 285 wisudawan. 209 diantaranya mengikuti secara luring, dan 76 lainnya secara daring.

 

Pengaturan demikian, seperti disampaikan ketua panitia, Dr. Amirul Mustofa, MSi, dimaksudkan agar tidak terjadi kerumunan, baik pada saat menjelang, saat acara, dan saat pulang. Terutama bagi undangan yang mengikuti acara secara luring.

 

"Meski angka penyebaran Covid belakangan makin terkendali, tapi panitia tetap membatasi jumlah yang hadir di tiap sesi maksimal hanya 800 undangan termasuk wisudawan, jauh dari kapasitas normal gedung yang bisa menampung hingga 4.000 orang. Begitu pun pengaturan jeda selama 3 jam dari sesi 1 ke sesi 2, selain untuk memberi waktu bagi pihak gedung melakukan sterilisasi ulang menjelang sesi 2, juga untuk menghindarkan kemungkinan bertumpuknya arus undangan di sesi 1 yang hendak keluar dengan arus undangan sesi 2 yang hendak masuk gedung", ujar Amirul, yang juga menjabat wakil rektor I Unitomo di sela acara (19/04).

 

Melaksanakan wisuda dalam situasi pandemi, tambah Amirul, menuntut panitia untuk bisa mengendalikan acara dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. "Perlu banyak penyesuaian. Bukan hanya mewajibkan semua undangan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi saat hendak masuk gedung, di dalam gedung pun, meski full AC kami minta tetap dibuka semua pintunya agar sirkulasi terjaga. Begitu pun tatalaksana upacara wisuda yang dirubah total tidak seperti biasanya. Saat prosesi pemindahan kuncir toga oleh rektor misalnya, selain tanpa diiringi jabat tangan, wisudawan juga bisa langsung pulang beserta orangtuanya, tanpa harus menunggu acara selesai", imbuh Amirul.

 

 

Penuhi Aspirasi, Digelar Hybrid

 

Dalam sambutannya, Rektor Unitomo Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, berpesan agar para wisudawan terus dan makin jeli dalam melihat berbagai peluang kerja maupun usaha. "Pandemi telah memaksa anda untuk makin fleksibel, dengan mengadopsi cara belajar secara hybrid. Ke depan, meski pandemi sudah berhasil kita lewati, akan banyak lagi hal-hal lain yang bisa dilakukan secara hybrid, dengan memadukan sistem daring maupun luring. Karena itu, anda harus jeli memanfaatkan berbagai peluang itu", ujarnya

 

Siti Marwiyah juga mewanti-wanti seluruh undangan, termasuk panitia yang terlibat dalam mempersiapkan acara wisuda ini untuk selalu menjalankan protokol kesehatan di mana pun berada. "Sebenarnya, lebih mudah bagi saya untuk memutuskan menggelar acara wisuda ini secara daring, seperti dilakukan banyak kampus lain. Tapi karena banyak calon wisudawan yang meminta acara ini bisa terselenggara secara luring dengan tetap dihadiri orang tua, sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam hidup, maka saya akhirnya memutuskan untuk menggelarnya secara hybrid", ujar rektor wanita pertama Unitomo ini.

 

Siti Marwiyah mengakui, keputusan ini membuat panitia harus bekerja ekstra keras untuk mempersiapkan acara dengan baik. "Yang daring, meski dilaksanakan lewat aplikasi Zoom, sebisa mungkin harus tetap khidmat. Sedang yang luring, harus dengan prokes ketat. termasuk mewajibkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk masuk ke lokasi acara. Kita semua tentu tidak ingin muncul kluster Covid baru dari acara wisuda kita ini", papar adik kandung Menkopolhukam Mahfud, MD ini.

 

 

Apresiasi Ketua L2Dikti

 

Pelaksanaan wisuda yang berlangsung relatif lenggang, tidak seperti umumnya wisuda di saat sebelum pandemi ini juga dihadiri Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Ia mengapresiasi langkah Unitomo menggelar wisuda secara hybrid untuk mengakomodasi keinginan para calon wisudawan yang ingin mengikuti acara ini secara luring bersama orang tua sebagai momen penting dalam hidupnya, namun dengan tetap menerapkan prokes yang ketat.

 

"Ini langkah berani, dan harus dieksekusi secara hati-hati. Dan saya lihat Unitomo berhasil melakukannya. Menurut saya, ini perlu dicontoh oleh kampus-kampus lain, karena kebanyakan khan hanya menggelar wisuda secara daring. Beberapa kampus belakangan memang juga ada yang menggelar wisuda secara luring, tapi hanya diikuti wisudawan tertentu, biasanya yang berprestasi saja sebagai perwakilan", ujar Soeprapto.