JOSS PRO


Joss Pro: Dari Bergembira ke Berkarya

 

Joss Pro. Itulah nama kegiatan mahasiswa baru dalam mengawali studinya di Fakultas Ilmu Komunikasi. Turun temurun menjadi tradisi, sebuah interaksi yang dibalut dengan berbagai macam kegiatan. Para senior memperkenalkan budaya kampus kepada adik adiknya, sang adik beradaptasi menyerap nilai, visi, dan prinsip prinsip dalam studi. Di kampus perguruan tinggi banyak bedanya dengan di SMA, baik dalam berpikir, bersikap, maupun berperilaku.

Joss Pro sudah ada sejak tahun 1993. Tujuannya antara lain mendewasakan mahasiswa supaya tidak mbok mbokan (lebay). Jangan heran mahasiswa dibawa ke kamp yang jauh dari kota. Biasanya di sekitar Trawas, bisa di Sumber Waras atau Ndundung. Di sana mahasiswa baru di tempa keberaniannya menyusuri kegelapan malam mengatasi rasa takut. Di sana, para senior memperkenalkan sturktur organisasi kemahasiswaan, kegiatan kemahasiswaan, dan lain lain. Para dosen memberikan gambaran tradisi belajar di perguruan tinggi, persoalan persoalan administratif, system kridit semester (SKS), proses pembelajaran, dan lain lain. Juga dicari bakat bakat potensial mahasiswa baru serta pemilihan Cak dan Ning Fikom.

Mulai tahun 2017, mahasiswa diperkenalkan dengan motto baru “belajar sambil berkarya”, sebelum itu “belajar sambil bergembira”. Supaya dapat berkarya dengan efisien, mahasiswa baru diperkenalkan dengan cara evaluasi diri melalui uji sidik jari dan uji tulis yang dipandu oleh Pak Didik Madani, seorang motivator dari Pies Foundation yang juga alumni Fikom. Para mahasiswa baru dapat mengetahui kecenderungan menggunakan otak kiri atau kanan. Didik memaparkan karakteristik yang berbeda antara potensi otak kiri dan kanan tersebut. Dengan demikian mahasiswa bisa memilih lapangan berkarya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

     Namun demikian, hentakan naratif Fikom tetap saja “Joss”. Bila ada panggilan menggema Fikooooooommmm, maka dijawab dengan tak kalah menghentak “Joooooossssss!”