Catatan Ringan Redi Panuju dari 2nd ICCSR: Mematahkan Mitos dengan Mental


 

Mematahkan Mitos dengan Mental

 

       Sebetulnya International Conference ini digelar untuk kedua kalinya oleh Fikom Unitomo. Yang pertama dua tahun lalu. Dua hari saya dilantik sebagai Dekan Fikom awal 2017, Daniel Susilo dan beberapa dosen muda langsung menghadap saya menyodorkan agenda ini. Waktu itu sempat beredar di WA group, kalau saya tipe orang yang otoriter gara gara rapat dosen dan senat fakultas memutuskan larangan menggunakan WA untuk proses kebijakan. Karena itu saya buktikan mitos itu tidak benar, maka saya putuskan Okey….

       Panitia pun disusun dan dalam rapat saya hanya tegaskan dua hal: pentingnya kerja tim dan semangat (mental) optimism.

        Salah seorang dosen senior Fikom membisiki saya, “Pak Hati hati lho….!” Jantung saya rasanya mau copot, sebab konteks hati hati punya maksud kearah pribadi sebagai Dekan. Pada penyelenggaraan conference yang pertama, Pak R Hartopo Eko Putro jadi korbannya. Waktu itu, beriringan dengan penyelenggaraan conference,  beliau punya hajat menikahkan anak lakinya. Kebetulan saya juga demikian. Menikahkan anak saya yang laki laki. Waduh, apakah saya juga akan menemui takdir yang sama? Tanya saya dalam hati.

      Tidak…tidak boleh! Itu hanya mitos. Karena itu saya harus mempersiapkan diri dengan maksimal. Saya minta tolong pada Dr Suhartawan Budianto, SS, M.Pd  dari Fakultas Sastra untuk menghidupkan kembali bahasa Inggris saya yang terlanjur tertidur lama. Berkat kesabaran beliau, meskipun tampil  dengan pas pasan, akhirnya presentasi saya sebagai keynote speaker bisa berlalu.

     Rangkaian conference diawali dengan seminar di Fikom oleh Dr. Maria Rochelle G. Divinagracia, M.Sc. (Philippine Women University) lima hari sebelumnya. Maria menyampaikan masalah komunikasi bencana di Filipina sebagai bagian dari manajemen resiko. Pada moment inilah pertama kali dalam hidup saya pidato dalam bahasa Inggris. Sehari sebelum conference giliran Prof. Jamilah Ahmad, Ph.D. FIPR. (Universiti Sains Malaysia) yang tampil di kampus kita. Pada pengalaman yang kedua ini saya sudah mulai berani untuk membuat candaan dalam bahasa Inggris. Saya bilang begini kira kira: let’s me introduce my self. My name is Redi Panuju. My friend call me with Mr Panu. And Prof Jamilah can call me with Mr Panu too…dan audience tertawa. Prof Jamilah bingung kok bisa tertawa. Rupanya beliau penasaran dengan moment tersebut. Beliau mencari tahu ke dosen dosen yang mengawal. Dan setelah tahu bahwa “Panu” itu sejenis penyakit kulit beliau pun tertawa terbahak bahak. Pada kesempatan presentasi di conference, kalimat itu saya ulang kembali sebagai pembukaan dan Alhamdulillah Prof Jamilah yang paling keras tertawanya. Saya bersyukur kepada Tuhan karena bisa membuat peserta conference yang tadinya begitu serius menjadi cair.

    Pada sore harinya dilakukan penandatangan nota kerjasama (MOA) antara Fikom Unitomo dengan ), Dr. Malinee Khumsufa (Chiang Mai University, Thailand). Rencananya mulai tahun ajaran ini akan dilakukan pertukaran pelajar dengan format pengakuan SKS. Fikom Unitomo akan mengirimkan beberapa mahasiswanya untuk mengikuri perkuliahan di sana dan demikian sebaliknya. Juga tidak menutup kemungkinan kerjasama di bidang riset antara kedua kampus tersebut.  

     Saya juga sangat bangga karena ketua Panitia Mr Daniel Susilo (Cand PhD) mengawali pidato laporannya dengan sangat percaya diri dan saya juga sangat hormat pada Rektor kita, Dr Bachrul Amiq, S.H, MH membuka conference tersebut dengan sangat meyakinkan.

        

 

Dihadiri dari Berbagai Negara

 

 2nd International Conference of Communication Science Research 2018  di ikuti oleh 379 peserta, terdiri dari para peneliti dari 14 negara yaitu negara Indonesia, Malaysia, United kingdom, Amerika Serikat,Jerman, Denmark, Perancis, Bangladesh, Nigeria, India, Pakistan, Filipina, Thailand, dan China. Kegiatan konferensi ini juga akan dihadiri oleh para pakar komunikasi dari 4 negara diantaranya: Prof. Dr. Drs. Henri Subiakto, S.H., M.Si., S.Stat., M.BA.(Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa), Prof. Jamilah Ahmad, Ph.D. FIPR. (Universiti Sains Malaysia),  Dr. Maria Rochelle G. Divinagracia, M.Sc. (Philippine Women University), Dr. Malinee Khumsufa (Chiang Mai University, Thailand), Dr. Redi Panuju (Dr. Soetomo University, Indonesia). Konferensi ini akan berlangsung selama dua hari, pada tanggal 24-25 juli 2018 di Hotel santika Gubeng, Surabaya. 

      Konferensi ini mengangkat tema “ Creating Digital Society towards Global Mediasphere, Cultural, and Community” dengan berbagai sub tema diantaranya: cultural studies, bussines communication, behavioral studies and media studies. Tujuan dari konferensi ini pertama, untuk mempromosikan pertukaran ide dan pengetahuan penelitian di antara peneliti lokal dan internasional tentang studi komunikasi. Kedua untuk menyediakan platform untuk kolaborasi penelitian dalam studi komunikasi antara peneliti lokal dan internasional, dan lembaga pendidikan tinggi . Proses konferensi diindeks oleh Thomson-Reuters, hasil tulisan para peneliti dari konferensi ini akan diterbitkan dalam Scopus Indexed Journal (Q3&Q4) yang begitu diminati oleh para peneliti dari berbagai negara.

 

Walikota Hadir dalam Jamuan Makan Malam

    Tidak dinyana tidak diduga, pada jamuan makan malam Walikota Surabaya, Tri Rhismaharini bersedia datang dengan senyuman mengembang. Beliau memaparkan situasi terakhir kota Surabaya yang mengalami kemajuan luar biasa di bidang tata lingkungan, pariwisata, dan bisnis. Warek4 Unitomo, Dr Methiana Indrasari dalam sambutannya menyatakan bahwa antara Unitomo dan Pemerintah Kota sudah terjalin hubungan kerjasama, karena itu harus ditingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut pada tahun tahun berikutnya.

 

Prof Dr Jamillah bin Ahmad, PhD di seminar Fikom 23 Juli 2018

 

Dekan Fikom Dr Redi Panuju, M.Si

 

Daniel Susilo, Dr Maria, Fanny (moderator), Prof Jamilah, Dr Redi, dan Dr Meline